3 Jenis Aeromodelling

Aeromodelling berkembang menjadi lebih kurang tiga jenis di Indonesia, di antaranya free fl ight atau glider, control line, dan radio control.

Quote:

Free Flight atau Glider Free fl ight atau glider merupakan model terbang bebas. Pengoperasiannya menggunakan prinsip aerodinamika pada karakter model itu untuk dapat terbang dengan smooth tanpa menggunakan mesin. Glider itu bekerja dengan berbagai cara, di antaranya dilempar seperti umumnya lembing, lalu ada juga yang ditarik menggunakan tali seperti layangan, dan menggunakan karet, gas, atau mesin. Untuk melihat glider terbang, glider harus dilontarkan dulu dengan tiga cara di atas. Baru setelah penggeraknya mati, atau glider sudah terbang tinggi, dia akan melayang-layang sendiri, mirip gaya seekor burung.

Quote:

Control Line Model kedua adalah control line (CL). Model ini dioperasikan menggunakan kawat baja dengan panjang sekitar 16 meter. Pesawat terbang dengan gaya memutarmutar sejauh panjang kawat baja tersebut. Model CL dibagi lagi menjadi beberapa model. Model balapan seperti F1 dan drag race yang mengandalkan kecepatan. Ada lagi Dog fi ght atau tempur udara, yakni pesawat akan “bertempur” dengan pesawat lain dengan cara memutuskan buntut yang dipasang di pesawat lawan. Pesawat-pesawat itu akan saling kejar untuk mencapai target tersebut. Terakhir, aerobatic yang mengandalkan keindahan saat bermanuver di udara.

Quote:

Radio Control Jenis pesawat aeromodel yang terakhir ini mungkin yang paling populer dibanding dua sebelumnya. Ya, model radio control, seperti yang banyak dijumpai di berbagai pusat perbelanjaan. Cara mengendalikannya yang lebih modern dan serba-elektrik membuatnya banyak digandrungi untuk dijadikan sarana rekreasi dan hobi. Modelnya pun beragam, mulai dari pesawat bersayap (fi xed wing), helikopter, hingga glider. Model radio control konon digemari karena cara mengendalikannya mirip dengan model pesawat aslinya.