Senin, 16 Mei 2011

Ketika nasionalisme tak lagi menjadi idealisme


Mempetisi Langit Indonesia


Melihat merah putih layu tertunduk lesu di peraduannya, mungkin malu akan kemiskinan yang selalu menjerat lehernya?
Semua mempertegas eksistensi bangsa yang belum sepenuhnya merdeka!
Tak terlihat kini senandung bocah yang lantang membusungkan dada menyanyikan Indonesia Raya.
Tempat mereka berpijak, kini terhalangi tembok angkuh dan ribuan reklame menawarkan kesesatan.
Kasihan Karno, Hatta, dan Syahrir, namanya tergeser kisah heroik power rangers...
Di suatu sisi para ulama tak henti serak berteriak, coba perbaiki akhlak dan moralitas bangsa.
Dijawablah oleh beberapa gelintir selebritis yang nekat bersenggama pamerkan aurat dan pantat!
Dimanakah kini letak tanggung jawab?
Kemalangan ini pasti ada sebab?
Hingga harga diri kita di injak-injak wisatawan negeri tetangga, yang leluasa bermain petasan dilahan damai.
Dengan sedikit keyakinan kita akan mampu melewati masa-masa sulit ini...
Atau ini saatnya kita mencoba untuk mempetisi langit?

2 komentar: